Ditulis
pada 20 March 2010
BAB I
PENDAHULUAN
Matematika merupakan subjek yang sangat penting dalam sistem
pendidikan di seluruh dunia. Negara yang mengabaikan pendidikan sebagai
prioritas utama akan tertinggal dari kemajuan segala bidang, disbanding Negara
lain yang memberikan tempat bagi matematika sebagai subjek yang sangat
penting.Kedudukan filsafat pengetahuan yang tugasnya ialah menyoroti gejala
pengetahuan manusia berdasarkan sudut sebab mushabab. Pokok-pokok bahasan
apakah suatu pengetahuan itu benar dan tetap dan terpercaya, tidak berubah atau
malah berubah-ubah terus, bergerak dan berkembang. Filsafat adalah
suatu ilmu yang kajiannya tidak hanya terbatas pada fakta-fakta saja melainkan
sampai jauh diluar fakta hingga batas kemampuan logika manusia. Batas kajian
ilmu adalah fakta sedangkan batas kajian filsafat adalah logika atau daya pikir
manusia. Ilmu menjawab pertanyaan “why” dan “how” sedangkan filsafat menjawab
pertanyaan “why, why, dan why” dan seterusnya sampai jawaban paling akhir yang
dapat diberikan oleh pikiran atau budi manusia (mungkin juga
pertanyaan-pertanyaannya terus dilakukan sampai never ending) .
Ada yang berpendapat bahwa filsafat pada dasarnya bukanlah
ilmu, tetapi suatu usaha manusia untuk memuaskan dirinya selagi suatu fenomena
tidak / belum dapat dijelaskan secara keilmuan.
Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperolehpengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan
melakukan observasiserta
membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam.Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji
dengan melakukaneksperimen.
Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi
suatu teori ilmiah.
BAB II
PERANAN FILSAFAT PENDIDIKAN DALAM PENGEMBANGAN ILMU PENDIDIKAN
Tujuan filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana
mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan
menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-rinsip pendidikan yang
didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau proses pendidikan
menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi
antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan
menggunakan rambu-rambu dari teori-teori pendidikan. Peranan filsafat
pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi
masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan
tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan
rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep
yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek
terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta
didik.
Beberapa Aliran Filsafat dalam Pendidikan
Beberapa aliran filsafat pendidikan yang berpengaruh dalam
pengembangan pendidikan, misalnya, idealisme, realisme, pragmatisme, humanisme,
behaviorisme, dan konstruktivisme. Idealisme berpandangan bahwa pengetahuan itu
sudah ada dalam jiwa kita. Untuk membawanya pada tingkat kesadaran perlu adanya
proses introspeksi. Tujuan pendidikan aliran ini membentuk karakter manusia.
Aliran realisme berpandangan bahwa hakikat realitas adalah fisik dan ruh,
bersifat dualistis. Tujuan pendidikannya membentuk individu yang mampu
menyesuaikan diri dalam masyarakat dan memiliki rasa tanggung jawab kepada
masyarakat. Pragmatisme merupakan kreasi filsafat dari Amerika, dipengaruhi
oleh empirisme, utilitarianisme, dan positivisme. Esensi ajarannya, hidup bukan
untuk mencari kebenaran melainkan untuk menemukan arti atau kegunaan. Tujuan
pendidikannya menggunakan pengalaman sebagai alat untuk menyelesaikan hal-hal
baru dalam kehidupan priabdi dan masyarakat. Humanisme berpandangan bahwa
pendidikan harus ditekankan pada kebutuhan anak (child centered). Tujuannya untuk
aktualisasi diri, perkembangan efektif, dan pembentukan moral. Paham
behaviorisme memandang perubahan perilaku setelah seseorang memperoleh stimulus
dari luar merupakan hal yang sangat penting. Oleh sebab itu, pendidikan
behaviorisme menekankan pada proses mengubah atau memodifikasi perilaku.
Tujuannya untuk menyiapkan pribadi-pribadi yang sesuai dengan kemampuannya,
mempunyai rasa tanggung jawab dalam kehidupan pribadi dan masyarakat. Menurut
paham konstruktivisme, pengetahuan diperoleh melalui proses aktif individu
mengkonstruksi arti dari suatu teks, pengalaman fisik, dialog, dan lain-lain
melalui asimilasi pengalaman baru dengan pengertian yang telah dimiliki
seseorang. Tujuan pendidikannya menghasilkan individu yang memiliki kemampuan
berpikir untuk menyelesaikan persoalan hidupnya.
Filsafat Pendidikan
Merupakan terapan dari filsafat umum, maka selama membahas
filsafat pendidikan akan berangkat dari filsafat.Filsafat pendidikan pada
dasarnya menggunakan cara kerja filsafat dan akan menggunakan hasil-hasil dari
filsafat, yaitu berupa hasil pemikiran manusia tentang realitas, pengetahuan,
dan nilai.Dalam filsafat terdapat berbagai mazhab/aliran-aliran, seperti
materialisme, idealisme, realisme, pragmatisme, dan lain-lain. Karena filsafat
pendidikan merupakan terapan dari filsafat, sedangkan filsafat beraneka ragam
alirannya, maka dalam filsafat pendidikan pun kita akan temukan berbagai
aliran, sekurang-kurnagnya sebanyak aliran filsafat itu sendiri.Brubacher
(1950) mengelompokkan filsafat pendidikan pada dua kelompok besar, yaitu:
Filsafat pendidikan “progresif”Didukung oleh filsafat pragmatisme dari John
Dewey, dan romantik naturalisme dari Roousseau Filsafat pendidikan “
Konservatif”.Didasari oleh filsafat idealisme, realisme humanisme (humanisme
rasional), dan supernaturalisme atau realisme religius.
Filsafat-filsafat tersebut melahirkan filsafat pendidikan
esensialisme, perenialisme,dan sebagainya.Berikut aliran-aliran dalam filsafat
pendidikan:
Filsafat Pendidikan Idealisme memandang bahwa realitas akhir
adalah roh, bukan materi, bukan fisik. Pengetahuan yang diperoleh melaui panca
indera adalah tidak pasti dan tidak lengkap. Aliran ini memandang nilai adalah
tetap dan tidak berubah, seperti apa yang dikatakan baik, benar, cantik, buruk
secara fundamental tidak berubah dari generasi ke generasi. Tokoh-tokoh dalam
aliran ini adalah: Plato, Elea dan Hegel, Emanuael Kant, David Hume, Al Ghazali
Filsafat Pendidikan Realisme merupakan filsafat yang
memandang realitas secara dualitis. Realisme berpendapat bahwa hakekat realitas
ialah terdiri atas dunia fisik dan dunia ruhani. Realisme membagi realitas
menjadi dua bagian, yaitu subjek yang menyadari dan mengetahui di satu pihak
dan di pihak lainnya adalah adanya realita di luar manusia, yang dapat
dijadikan objek pengetahuan manusia. Beberapa tokoh yang beraliran realisme:
Aristoteles, Johan Amos Comenius, Wiliam Mc Gucken, Francis Bacon, John Locke,
Galileo, David Hume, John Stuart Mill.
Filsafat Pendidikan Materialisme berpandangan bahwa hakikat
realisme adalah materi, bukan rohani, spiritual atau supernatural. Beberapa
tokoh yang beraliran materialisme: Demokritos, Ludwig Feurbach
Filsafat Pendidikan Pragmatisme dipandang sebagai filsafat
Amerika asli. Namun sebenarnya berpangkal pada filsafat empirisme Inggris, yang
berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa yang manusia alami. Beberapa
tokoh yang menganut filsafat ini adalah: Charles sandre Peirce, wiliam James,
John Dewey, Heracleitos.
Filsafat Pendidikan Eksistensialisme memfokuskan pada
pengalaman-pengalaman individu. Secara umum, eksistensialisme menekankn pilihan
kreatif, subjektifitas pengalaman manusia dan tindakan kongkrit dari keberadaan
manusia atas setiap skema rasional untuk hakekat manusia atau realitas.
Beberapa tokoh dalam aliran ini: Jean Paul Satre, Soren Kierkegaard, Martin
Buber, Martin Heidegger, Karl Jasper, Gabril Marcel, Paul Tillich
Filsafat Pendidikan Progresivisme bukan merupakan bangunan
filsafat atau aliran filsafat yang berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu
gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918. Aliran ini berpendapat
bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa
mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru
atau bidang muatan. Beberapa tokoh dalam aliran ini : George Axtelle, william
O. Stanley, Ernest Bayley, Lawrence B.Thomas, Frederick C. Neff
Filsafat Pendidikan esensialisme Esensialisme adalah suatu
filsafat pendidikan konservatif yang pada mulanya dirumuskan sebagai suatu
kritik pada trend-trend progresif di sekolah-sekolah. Mereka berpendapat bahwa
pergerakan progresif telah merusak standar-standar intelektual dan moral di
antara kaum muda. Beberapa tokoh dalam aliran ini: william C. Bagley, Thomas
Briggs, Frederick Breed dan Isac L. Kandell.
Filsafat Pendidikan Perenialisme Merupakan suatu aliran dalam
pendidikan yang lahir pada abad kedua puluh. Perenialisme lahir sebagai suatu
reaksi terhadap pendidikan progresif. Mereka menentang pandangan progresivisme
yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru. Perenialisme memandang situasi
dunia dewasa ini penuh kekacauan, ketidakpastian, dan ketidakteraturan,
terutama dalam kehidupan moral, intelektual dan sosio kultual. Oleh karena itu
perlu ada usaha untuk mengamankan ketidakberesan tersebut, yaitu dengan jalan
menggunakan kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang telah menjadi
pandangan hidup yang kukuh, kuat dan teruji. Beberapa tokoh pendukung gagasan
ini adalah: Robert Maynard Hutchins dan ortimer Adler.
Filsafat Pendidikan rekonstruksionisme merupakan kelanjutan
dari gerakan progresivisme. Gerakan ini lahir didasarkan atas suatu anggapan
bahwa kaum progresif hanya memikirkan dan melibatkan diri dengan
masalah-masalah masyarakat yang ada sekarang. Rekonstruksionisme dipelopori
oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun 1930, ingin membangun masyarakat
baru, masyarakat yang pantas dan adil. Beberapa tokoh dalam aliran ini:Caroline
Pratt, George Count, Harold Rugg.
Fenomena ”Hidup Lebih Maju”Setiap orang, pasti menginginkan
hidup bahagia. Salah satu diantaranya yakni hidup lebih baik dari sebelumnya
atau bisa disebut hidup lebih maju. Hidup maju tersebut didukung atau dapat
diwujudkan melalui pendidikan. Dikaitkan dengan penjelasaan diatas, menurut
pendapat saya filsafat pendidikan yang sesuai atau mengarah pada terwujudnya
kehidupan yang maju yakni filsafat yang konservatif yang didukung oleh sebuah
idealisme, rasionalisme(kenyataan). Itu dikarenakan filsafat pendidikan
mengarah pada hasil pemikiran manusia mengenai realitas, pengetahuan, dan nilai
seperti yang telah disebutkan diatas.Jadi, aliran filsafat yang pas dan sesuai
dengan pendidikan yang mengarah pada kehidupan yang maju menurut pikiran saya
yakni filsafat pendidikan progresivisme (berfokus pada siswanya). Tapi akan
lebih baik lagi bila semua filsafat diatas bisa saling melengkapi.Tanpa Filsafat,
Pendidikan Matematika Menjadi Lemah. Lemahnya pendidikan matematika di Indonesia
merupakan akibat tidak diajarkannya filsafat atau latar belakang ilmu
matematika. Dampaknya, siswa, bahkan mahasiswa, pandai mengerjakan soal, tetapi
tidak bisa memberikan makna dari soal itu. Matematika hanya diartikan sebagai
sebuah persoalan hitung-hitungan yang siap untuk diselesaikan atau dicari
jawabannya.Demikian diungkapkan Prof Dr Maman A Djauhari guru besar dari ITB
dalam acara pembukaann Konferensi Matematika dan Statistika antara
Indonesia-Malaysia, yang digelar di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Surabaya, Kamis (11/1) siang. Konferensi untuk kedua kalinya ini digelar selama
dua hari,11-12 Januari, diikuti para pakar matematika dan statistika dari
Malaysia dan Indonesia dengan pemaparan hasil kajian oleh lima orang doktor dan
profesor dari Malaysia. Pengguna
Ilmu Dikatakan Maman, karena tidak
menyampaikan tentang filsafat matematika, ke depan Indonesia masih tetap
sebagai bangsa yang hanya sebagai pengguna ilmu, bukan penemu ilmu. ”Kondisi
ini sangat memprihatinkan, karena memang pola pendidikan kita mulai dari
sekolah dasar hingga perguruan tinggi, tidak diposisikan sebagai orang yang
disiapkan untuk menjadi penemu ilmu. Siswa dan mahasiswa lebih diposisikan
sebagai pengguna ilmu. Fakta ini sangat memprihatinkan dibanding dengan kita
dicap hanya sebagai bangsa pengguna teknologi,” katanya. Akibat dari semua itu
kata dia, sering ditemui siswa atau mahasiswa tidak mampu memberikan penjelasan
atau interpretasi terhadap sebuah soal dalam matematika.Misalnya, Maman
menyodorkan sebuah contoh, betapa para siswa SMA dan mahasiswa akan dengan
mudah dan dipastikan benar, manakala diminta untuk mengerjakan soal determinan
dari sebuah materik. Tapi ketika ditanya lebih lanjut apa makna dan pengertian
dari determinan yang telah dikerjakannya itu, hampir dapat di-pastikan, tidak
ada yang mengerti.
Inilah problem dasar pada pendidikan matematika kita di Indonesia.
Siswa atau mahasiswa tidak dibiasakan untuk menginterpretasikan sebuah
persoalan. Padahal, kita tahu, matematika itu adalah interpretasi manusia
terhadap fenomena alam,” katanya. Terhadap kelemahan itu, kata Maman memang
tidak ingin kemudian melakukan perubahan terhadap kurikulum matematika yang
sudah ada, tapi ia hanya berharap ada perubahan paradigma dan cara pandang baru
tentang bagaimana unsur-unsur filsafat itu bisa diberikan kepada siswa dan
mahasiswa. “Tentu ini ditujukan kepada para guru dan dosen agar apa yang
diberikan kepada para peserta didiknya harus dilengkapi dengan berbagai
penjelasan dan latar belakang terhadap sebuah rumus yang telah diyakininya itu,
sebagai sebuah pengetahuan filsafat,”
BAB III
SIMPULAN
Filsafat adalah suatu ilmu yang kajiannya tidak hanya
terbatas pada fakta-fakta saja melainkan sampai jauh diluar fakta hingga batas
kemampuan logika manusia. Ada beberapa aliran dalam filsafat pendidikan yaitu:
Filsafat Pendidikan Filsafat Pendidikan Pragmatisme, Filsafat Pendidikan Eksistensialisme,
Filsafat Pendidikan Progresivisme, Filsafat Pendidikan esensialisme, Filsafat
Pendidikan Perenialisme, dan Filsafat Pendidikan rekonstruksionisme.
DAFTAR PUSTAKA
C.Verhak, 1989. Filsafat Ilmu dan Pengetahuan. Jakarta: PT. Gramedia
http://www.suarapembaruan.com/News/2007/01/12/index.html
Uyoh Sadulloh, 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta
(Source : Fitriani Nur, Mahasiswa PPs UNM Makassar | Prodi
Pendidikan Matematika, 2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar